Mengenai Saya

Foto saya
an independent soul with hypnotic aura

Selasa, 01 Maret 2011

Unspoken Love

Cintailah kekasihmu dengan sepenuh hati namun saat ia meninggalkanmu, lepaskanlah ia dengan sepenuh hatimu. Tanpa penyesalan.

     Sayang, memori tentangmu masih terekam jelas dipikiranku. Senyumanmu, tatapan matamu bahkan aroma tubuhmu saat itu pun masih dapat aku rasakan. Ya.. senyuman dari bibir tipis yang rupawan, tatapan mata bak elang yang melambangkan ketegasan serta alis tebalmu yang menambah pesona bagi siapa saja yang melihatnya.
     Sayang, aku mengagumimu sejak satu tahun sebelum kamu mengenalku dan  menyatakan cintamu padaku. Saat itu, aku hanya dapat memandangi wajahmu dari sebuah buku tahunan salah satu sahabatku. Setiap malam aku menemuimu di mimpiku. Aku mencintaimu, sayang… hingga  pada akhirnya kamu meninggalkan aku dan lebih memilih perempuan lain dibanding aku.


Kecewa. Tentu
Terluka. Itu pasti.
Amarah. Merajalela

Namun cinta?
Ohh.. aku mohon jangan tanyakan itu. Bibirku terasa berat untuk menjawab. Kata-kata pun sulit untuk aku ungkapkan. Tiba-tiba tenggorokanku menyempit hingga aku tak dapat bernapas atau aku memang hanya dapat bernapas dengan napas cintamu?
     Arrhh….sudahlah…. Lelucon apa ini…? Bagaimana mungkin aku tidak mencintaimu? Seseorang yang telah menyematkan kasih sayang pada hatiku yang terdalam. Seseorang yang memberikan warna dalam hidupku. Seseorang yang melukiskan pelangi pada kanvas hati ini. Seseorang yang menjadi aspirin dalam rasa sakitku. Seseorang yang mengajarkan cinta dan kasih sayang kepadaku. Seseorang yang……. entah kalimat apa lagi yang dapat aku tuliskan untuk menggambarkan sosokmu di hatiku.
     Sayang, aku mencintaimu dengan segala kata-kata cinta yang pernah aku ucapkan padamu hingga kata-kata di dalam hatiku yang tak bisa aku sampaikan kepadamu karena perpisahan kita. Sayang, ucapku padamu jika aku rela kamu bersamanya, namun hatiku sungguh tidak berkata seperti itu. Hati ini perih dan mata ini tak sanggup menahan tangis saat melihatmu bersama yang lain.
     Sayang, kau bilang jika cinta ini tidak bisa dipertahankan karena jarak yang memisahkan kita. Aku  mencoba mengerti dan aku pun menunggu dirimu. Namun, sadarkah kamu jika selama ini aku selalu menjadi mata-mata di dalam kehidupanmu? Hatiku selalu mengintaimu, jantung ini berdetak lebih cepat saat jari-jari ini mulai mengetik namamu. Mataku pun tak lepas dari layar komputer. Aku menelusuri jejakmu di dunia maya. Aku bahagia karena aku dapat melihatmu walau pun tak jarang aku menangis saat menyadari kamu bukan milikku lagi.
      Sayang, jangan kamu kira aku tidak mengetahui perjalanan cintamu. Aku tahu dengan persis wanita-wanita yang menghiasi hidupmu setelah aku. Aku pun tahu bagaimana cinta mereka kepadamu… yah.. aku tahu cinta mereka sangat besar untukmu sayang, namun dapat aku pastikan jika ketulusan cintaku lebih besar dari mereka.

AKU MALAIKATMU, SAYANG…!

     Sayang, sesalku mengapa kamu memilih perempuan yang tak lebih baik dariku. Secara fisik banyak yang mengatakan jika aku lebih cantik, begitu juga dengan tutur kata dan perilaku. Banyak orang yang menilai jika aku jauh lebih baik dari selingkuhanmu dan juga dengan beberapa wanita yang menghiasi hari-harimu setelah perpisahan kita.
     Sayang, aku tahu jika kamu pun pernah dikhianati oleh kekasihmu di sana. Aku tahu betapa terlukanya kamu saat itu, aku dapat merasakan kesakitan yang kamu rasakan. Aku dapat merasakan perih itu. Aku dapat merasakan tiap tetes airmatamu yang terjatuh.
     Sayang, aku mohon jangan menangis, dan jangan terpuruk karena wanita yang telah menyia-nyiakanmu. Mendekatlah kepadaku…akan aku obati luka itu. Ada aku disini, walau aku tahu kamu tidak dapat merasakan keberadaanku.
     Sayang, tahukah kamu jika aku sengaja mendekati mantan selingkuhan kekasihmu? Ohh..tidak sayang, jangan cemburu! Sungguh, aku tidak bermaksud mengkhianatimu namun rasa penasaranku yang membuat aku berperilaku demikian.
     Sayang, percayalah padaku jika laki-laki itu tidak sebanding denganmu. Sentuhan, kasih sayang, perhatian dan segala yang ia beri sungguh berbeda dengan apa yang pernah kamu berikan kepadaku. DULU.

Ooh sayangku…..
      Aku tahu saat ini kamu telah kembali ke Jakarta. Namun mengapa kamu tidak mencariku? Mengapa kamu menjalin hubungan dengan sahabat kecilmu yang jelas-jelas berbeda keyakinan denganmu? Mengapa kamu tidak memilihku saja dan kembali padaku sesampai kamu di Jakarta?

Mengapaaaaa……??



     Sayang, aku mencoba menghubungimu kembali. Aku ingin bertemu.  Tapi, mengapa tidak ada jawaban darimu? Bicaralah… akan kuterima semua kata yang akan terucap dari bibirmu. Bicaralah walau itu jawaban itu mungkin akan mengiris hatiku. Bicaralah sayangku… katakan apa yang sebenarnya kamu rasakan. Jelaskan padaku…. ……. Semuanya.
     Sayang, tahu kah kamu jika hati ini menyimpan sejuta tanya akan perpisahan kita? Sayang, maafkan jika selama penantian ini aku selalu menggangumu. Namun tahu kah kamu jika bayanganmu juga selalu mengganggu hari-hariku? Sayang, aku telah berusaha untuk menjauh, namun rasanya hati ini belum mampu. 
     Beribu-ribu orang berusaha menyadarkanku jika kamu bukan laki-laki yang baik untukku. Telingaku mendadak tuli seolah tidak dapat mendengar omongan orang. Mata hati ini pun buta, seakan aku tidak dapat melihat kenyataan yang terjadi.
      Sayang, saat ini aku sedang dekat dengan seorang laki-laki. Dia orang baik, santun, pintar dan tak kalah tampan denganmu. Sayang, dunia memang tidak seluas yang kita bayangkan dan ternyata laki-laki ini pun mengenalmu.  
     Sayang, hatiku menangis saat aku tahu kehidupanmu sesungguhnya, dimana pergaulan bebas dan berganti pasangan adalah gaya hidup yang selama ini kamu jalani. Satu hal yang tidak pernah terlintas sebelumnya dipikiranku. Hancur rasanya hatiku, lamunanku akan kebaikanmu selama ini hilang sudah.  Ohh… Aku kecewa.


     Sekarang aku tahu siapa dirimu sebenarnya dan aku pun mendapat semua jawaban dari pertanyaan hatiku. Aku adalah wanita yang tak tersentuh. Aku menyadarinya dan aku mengerti.
     Sayang, saat ini aku sudah ikhlas. Empat tahun sudah aku menunggumu dan aku menyerah. Mungkin ini gila karena hubungan kita saja hanya terjalin selama satu bulan. Namun, sungguh aku mencintaimu lebih dari itu. Mungkin aku memang bodoh atau mungkin inilah yang namanya cinta. Entahlah.

Sayang, hanya satu pesanku..
Aku mohon berubahlah demi masa depanmu..
      

1 komentar: