Mengenai Saya

Foto saya
an independent soul with hypnotic aura

Selasa, 17 Januari 2012

Diskriminasi Hati

Apakah perasaan terbaik di muka bumi adalah perasaan di cintai? Mmmm… kok ya rasanya aku kurang setuju ya. Tapi jika ada diantara kalian yang menjawab “iya”, bisa beritahu sama aku alasannya?

Aku selalu bertanya-tanya jika ada beberapa orang yang berpendapat seperti “Dicintai itu surga”. Biasanya aku hanya bengong sambil berkata “OH YA?”. Okay, jika memang rasanya seperti surga, surga KW berapa? Eh maksudnya surga dibagian sebelah mananya ya?
Lalu otakku berputar dan timbul beberapa pertanyaan lain seperti “Dicintai oprang yang seperti apa yang membuat kita berasa kaya disurga?” 
Dicintai Brad Pitt? Toh Jenniffer Anniston pernah patah hati juga.
Atau Ashton Kutcher? Ya sama aja, Demi Moore juga pernah patah hati karna dikhianati. 

Baiklah.. mari kita lupakan mas Brad Pitt dan Akang Ashton Kutcher..
Sepertinya tak jarang dari kalian yang mendengar kalimat “Lebih baik dicintai daripada mencintai”. Nah, mamahku sering sekali bilang begitu terutama kalau mamaku mengetahui jika putrinya sedang patah hati. Mmm.. sebenernya kalimat itu ada benernya juga. Alasannya? Karena saat ada yang mencintai kita, kita bisa bersikap apa adanya tanpa ada perasaan khawatir ia akan pindah ke lain hati. Feel secure. Apalagi kalau dia cinta banget sama kita, ibarat kita apa-apain juga nurut aja hehehe… terdengar jahat ya? Tapi emang begitu loh kenyataannya. Kita sendiri pun kalau sedang jatuh cinta pada seseorang akan nurut-nurut aja kan sama dia? Karna kita gak mau kehilangan dia. Jangan sok-sokan bilang engga ya.. itu sikap alami manusia dan hampir seluruh manusia di bumi pernah mengalami hal itu. Minimal satu kali dalam hidupnya.

Kembali ke topik… Ok, aku akui jika dicintai adalah anugrah karena ada seseorang yang menyayangi kita dengan tulus diluar keluarga dan sahabat. Tapi, dicintai itu tidak menjamin kebahagiaan si orang yang kamu cinta loh. Kadang cinta yang berlebihan malah membuat orang yang kita cinta jadi terkekang. Aku pernah mengalaminya beberapa tahun lalu dengan beberapa mantan pacar (banyak amat kesannya hehehe), aku tahu mereka baik dan sangat menyayangiku tapi sayangnya cinta mereka membunuhku secara perlahan…

 Over protective. Mmmm… kalau pacar udah posesif, semua yang dilakukan kita akan serba salah deh. Hal ini membuat ketidaknyamanan hingga akhirnya gak kuat lagi dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan. Itu hanya sebagai salah satu contoh kasus aja dimana si pacar cintanya berlebihan, coba bayangkan gimana kalau ada orang yang kita gak cinta tapi dia cinta banget? Nah lebih tersiksa lagi.

Memang ada sebagian orang yang sering kali memanfaatkan situasi seperti ini. Mumpung ada yang cinta dia banget, dia pun seenaknya memainkan perasaan orang yang mencintainya. Orang-orang seperti ini sering kali memberikan harapan kosong, gombalan atau ada juga yang memanfaatkan fisik atau harta dari orang yang mencintai dia. Mereka hanya memikirkan dirinya sendiri tapi lupa jika orang yang mencintainya juga memiliki pilihan untuk tetap mencinta atau pergi. Mereka memasukkanmu dalam perangkat bernama cinta palsu lalu menjagamu agar betah di situ walaupun mereka sadar mereka tidak mencintaimu. Tapi kita gak boleh kesal dulu sama orang-orang macam itu, setiap perilaku manusia selalu ada motif dibaliknya, kita gak tahu apa motif mereka dan kita pun tidak bisa menentukan kepada siapa kita jatuh cinta. Mungkin lebih baik jika kita belajar lebih peka terhadap perilaku mereka lalu berinisiatif untuk meninggalkannya jika ia memang nyatanya mereka hanya manfaatkan kita.

Lalu bagaimana jika kamu adalah orang yang tidak bisa berpura-pura?
Coba bayangkan jika kamu yang seharusnya senang ada yang perhatian tapi kamu malah merasa terganggu dengan telfon-telfonnya, sms, atau bbm yang ia kirim. Atau bagi yang terlanjur memutuskan untuk jadian, kamu yang seharusnya senang jika dicium eh ini baru dipegang tangannya aja kamu udah jijik. Tentu keadaan tersebut membuat kamu dan dia sama-sama tidak nyaman dan hanya menimbulkan kepalsuan. Ujung-ujungnya pasangan yang seharusnya dapat membuatkan kamu bahagia malah membuat kamu tidak nyaman dan banyak berbohong untuk menghindari dia. Duhh untungnya aku gak pernah masuk dalam situasi seperti itu.

Aku akui sering kali aku memberikan tanda dan garis keras “Dilarang Masuk” kepada orang-orang yang tak kuijinkan masuk ke ruangan isitwema yg bernama HATI.

Aku memang tidak berbakat acting karena itu mungkin aku sering gagal casting (lupakan!).  Aku adalah tipe manusia yang tidak dapat berpura-pura apalagi untuk urusan asmara. Rasanya melakukan sesuatu yang tidak aku suka atau menyembunyikan emosi yang aku rasakan itu melelahkan. Dan aku tidak mau membuang-buang waktu untuk itu. Bagiku ALL or Nothing. Mau mau engga engga!

Jadi jangan heran jika aku tidak tertarik pada seseorang aku akan cuek dan sering kali mengabaikan laki-laki yang mencoba dekat denganku. Bukannya aku tidak bersyukur, aku sangat berterima kasih untuk itu, tapi mohon maaf jika aku tidak dapat membalasnya atau aku membalasnya dengan respon yang sangat minim. Hal itu aku lakukan itu agar mereka tidak membuang-buang waktu, energi, uang, pulsa, pikiran, rasa untuk aku yang (mohon maaf) tidak memiliki rasa pada mereka. Aku bersikap begini agar mereka dapat segera sadar lalu mencari perempuan lain yang lebih pantas untuk kalian sayang. (Pantas disini maksudnya bukan aku tidak baik, tapi maksudnya mereka pantas mendapatkan perempuan yang juga memberikan kasih sayangnya pada mereka ya). Sungguh aku gak tega kalau menolak laki-laki, karna aku tahu bagaimana rasanya saat cinta tak berbalas. Karena itu aku lebih memilih bersikap dingin sejak awal jika ada laki-laki yang mendekat.

Disisi lain, jika aku tertarik dan menyayangi seseorang, sikapku sangat berbeda sekali. Ia adalah Duniaku. Pikiranku penuh sesak tentangnya. Hatiku ku labelkan hanya untuknya dan menutup hati untuk yang lain. Jadi, jika kamu adalah salah satu orang yang mendapat perhatian dariku tanpa suatu usaha apapun. Itu bukan karna aku murahan atau baik kepada semua orang. Tapi kamu adalah SESUATU,, tentu bukan bagi Syahrini tapi sesuatu bagiku.. Untuk kamu, banyak-banyak bersyukurlah akan hal itu X)). 
BTW sifat aku yang ini tidak selamanya baik karena ini  akan membuatku rentan sakit hati.

Ya, aku hanya manusia berhati ringkih yang beberapa kali menjadi korban cinta. Aku sama seperti kalian. Percintaanku tidak selamanya indah. Tak perlu kusebutkan berapa kali aku patah hati karna memang gak pernah dihitung sih hehehe...
Entah hanya aku yang sering kali mengalami hal ini atau memang banyak pengais cinta yang meraskan hal yang sama denganku. Kita cenderng mencintai seseorang yang tidak tulus mencintai kita tapi malah menutup hati rapat-rapat untuk orang-orang yang tulus mencintai kita.

Well, kadang hati memang ga adil. Ada beberapa orang yang dibiarkan masuk tanpa syarat namun ada juga yang tidak diperbolehkan masuk bagaimanapun caranya. Diskriminasi Hati.

Bayangkan orang yang mencintai kamu melakukan banyak cara, menunggumu hingga berapa lama, memberikan kejutan kecil dengan sisa tabungannya dan menjadikan kamu sumber sedih dan bahagianya. Sedangkan kamu mendamba, menangis, dan mengais sisa cinta dari orang yang tidak peduli akan dirimu. Tragis.
Mm… sebenarnya kalau mau mudah dan cari aman. Pacari saja orang yang jelas-jelas mencintai kamu banget. Beresss… Tapi apa iya semudah itu? Aku sendiri termasuk perempuan yang sulit mencintai. Aku pernah belajar bagaimana aku sama sekali tidak memiliki rasa pada seseorang tapi mencoba untuk membuka hati. Terlebih ia adalah sosok yang pantas dicintai, hampir sempurna, dan idaman wanita.

Tapi sayangnya terkadang hati dan otak gak bisa berkompromi. Hati punya pilihannya sendiri.

Rasaku malah tumbuh pada laki-laki lain yang jauh dari harapan. Cerita cinta memang rumit. Tapi manusia memang harus berusaha memecahkan teka-teki yang Tuhan berikan. Manusia perlu jeli untuk membaca setiap tanda dan kejadian baik buruk yang kita alami sehingga kita dapat menentukan keputusan apa yang harus kita lakukan.
Tadi malam aku sempat membicarakan masalah jodoh dengan salah satu sahabatku, Dika. Kami saling bertukar pikiran dan pengalaman akan diri masing-masing dan mencoba memandang jodoh dan cinta dari sisi agama. Ada perkataan Dika yang menyentuh hatiku “Mulai sekarang, siapapun yang ngedeketin kamu. Baik kamu cuka atau engga, coba kamu bawa dalam shalat istikharah supaya diberikan petunjuk oleh ALLAH SWT.”

Perkataan Dika ada benarnya karena sejauh ini, aku hanya melakukan shalat istikharah jika aku sedang mencintai seseorang atau dalam ikatan relationship dengan seorang laki-laki saja tanpa pernah membawa laki-laki lain yang mencintaiku dengan alasan aku tidak ada rasa kepadanya.

Padahal nyatanya aku tidak pernah tahu siapa jodohku dan siapa yang terbaik bagiku. Allah yang mengetahui segalanya. Bisa jadi aku mencintai sesuatu yang tidak baik untukku dan bisa jadi pula aku membenci sesuatu yang padahal sangat baik untukku. Karena itu, aku pasrahkan segala urusanku, hidup matiku, cinta kasihku, dan hatiku kepada sang Pemilik Hidup, Allah SWT. Insha Allah.


“Ya Allah ijinkan hamba menikah dengan orang yang hamba cintai dan mencintai hamba dengan setulus hatinya dan kuatkan keimanan kami agar mencapai cinta-MU yang hakiki”
Aamin.

Sesuatu yang perlu kamu tahu


Aku tidak seperti apa yang orang katakan. Bukan juga seperti apa yang kamu pikirkan. 
Aku adalah aku yang perlu kamu pelajari setiap kata, sikap, dan tatapan matanya.

Minggu, 15 Januari 2012

Laki-laki idaman

“Nick, kriteria pria idaman kamu seperti apa?” suara papah tiba-tiba memecahkan kehingan di rumah.
“Mmmm…. Ga ada kriteria” jawabku sedikit bingung. Agak heran juga tiba-tiba papah bertanya seprti itu.
“Masa gak punya Kriteria? Harus ada dong”
“Mmmmm….. apa yah?” aku pun mulai berpikir.


Pertanyaan papah tadi malam cukup mengganggu pikiranku setidaknya hingga hari ini.
Tahun 2012, usia 24 dan aku belum punya kriteria pasangan hidup.. GILA!
Mau jadi apa hidup aku?
Well, dari dulu pertanyaan kriteria pasangan hidup adalah pertanyaan yang cukup sulit dijawab, setidaknya bagiku.  Dulu jika ada yang bertanya mengenai kriteria pasangan hidup padaku, aku hanya menjawab “yang penting chemistry” tapi setelah dipikir-pikir, apakah hanya mengandalkan chemistry saja cukup? Dan yang lebih penting, chemistry akan tahan berapa lama sih? Kalau sudah tahu kejelekannya dia apa masih bisa mempertahankan hubungan dengan hanya bermodal chemistry??

Cinta. Duhh… untuk urusan yang satu ini. Aku sudah kenyang. Sahabatku termasuk mamah sudah sering mengingatkan aku untuk gak “makan cinta”. Kenapa? Karena dulu, aku adalah orang yang mengagung-agungkan cinta.
Dulu, bagiku, cinta adalah komponen paling penting dalam suatu hubungan terutama dalam pernikahan. Mengapa begitu? Karena cinta adalah pendorong (motivasi) paling besar untuk melakukan sesuatu hal. Coba bayangkan jika ada sesuatu hal buruk yang terjadi pada pasangan seperti ia sakit parah atau kecelakaan, jika kamu tidak cinta maka akan terasa sangat berat kamu menjalani kehidupan itu. Sedangkan jika kamu cinta, seburuk apapun yang terjadi pada pasangan (biasanya) kita akan menerimanya dan tulus merawatnya. Namun, sekarang aku berpikir bagaimana jika pasangan yang kita cintai ternyata memiliki sikap yang sangat tidak menyenangkan? Kasar? Tukang selingkuh? Apakah cinta itu akan terus bertahan? Mmmm… pikir-pikir dulu deh.

Fisik. Ok, fisik memang menjadi salah satu daya pikat dan cukup penting. Mengapa? Karna jika kamu memutuskan untuk menikah dengan seseorang, maka orang itu adalah orang yang akan kamu temui setiap harinya, setiap pagi, belum mandi atau mandi bersama, sedang sakit, dan segala keilfilan lain yang tak terduga. Kalau dia ganteng, ya  agak excuses ya. Nah kalau ia sudah dandan rapih dan memakai pakaian terbaik namun tetap terlihat jelek, apalagi jika ia tidak mandi, sedang sakit, dan belum sikat gigi. Gimana?? Kalau kamu tipe orang yang tidak mempermasalahkan fisik ya silahkan, tapi kalau kamu tipikal physical oriented, saranku jangan coba-coba! :D
Tanpa bermaksud sombong, namun hampir semua sahabatku bilang jika mantan aku semuanya ganteng. Tolong jangan tanya aku bagaimana cara mendapatkannya atau susuk apa yang aku pakai. Sumpah demi Tuhan aku tidak memakai susuk apapun dan sumpah demi Tuhan aku gak tahu kenapa mereka bisa jatuh hati pada aku. Kalau pun ada yang teman-teman yang bertanya, aku hanya menjawab “dapet pacar ganteng itu bonus, bukan yang faktor utama yang aku pertimbangkan”.
Oke, punya pacar ganteng/cantik mungkin dapat menjadi kebanggaan bagi sebagian orang. Tapi, punya pasangan yang ganteng itu tidak menjamin kebahagian! Cewek-cewek,  percayalah sama aku!.  Gak percaya? Ok, aku akan kasih ada beberapa fakta mengenai cowok ganteng berdasarkan pengalamanku dan sahabat:
1.     Sadar ganteng. Umumnya, cowok ganteng sangat menyadari jika dirinya ganteng. Cowok-cowok ganteng yang sadar akan kelebihan fisiknya ini umumnya lebih percaya diri dan senang jika dikenalkan atau dekat dengan sahabat-sahabat perempuan kamu (kamu perlu hati-hati karna bisa saja sahabat kamu flirting sama pacar). Kesadaran diri ganteng yang maksimal ini juga membuat si ganteng percaya diri jika kamu tak akan mungkin pindah ke lain hati. Huh!
2.     Haus perhatian dan selalu ingin diutamakan. Orang ganteng sering kali mendapat pujian dari lawan jenis dan cenderung mudah mendapat perhatian. Banyak perempuan yang tergila-gila pada mereka dan mau melakukan apa saja untuk mendapatkan cintanya. Dan ini musibah bagi pasangannya, karena secara sadar atau tidak mereka jadi menuntut pasangannya untuk meladeni apa yang ia mau. Dan tak jarang mereka akan membanding-bandingkan kamu dengan cewek lain yag lebih bisa berkorban dibanding kamu.
Makanya tak jarang kan cowok ganteng pada akhirnya mendapatkan istri yang kurang cantik? Coba deh perhatikan lingkungan sekitarmu.
3.     Menuntutmu tampil cantik. Cowok ganteng biasanya akan memperhatikan fisik, setidaknya ini berlaku pada mantan-mantanku. Tak jarang mereka akan cerewet sama kamu untuk creambath, masker, rutin memakai body lotion sehabis mandi,  facial dan yang paling gila mantan aku pernah menyuruhku memakai shampoo yang sama seperti samphoo yang dipakai mamahnya (GILAK!). Dan mau gak mau nih, ya harus nurut. Pfuiih…
4.      Suka bersikap (sangat) baik kepada lawan jenis. Cowok ganteng yang sadar jika dirinya ganteng umumnya suka tebar pesona dan suka menggoda walaupun mungkin ia hanya iseng. Tapi kebiasaannya itu cukup mengganggu. Dan dengan kebaikannya itu tak jarang perempuan menjadi kegeeran. Siap-siap kipas ya non! J
5.     Dikejar mantan. Ini adalah bagian yang paling bikin males. Entah ini kebetulan atau memang begini umumnya ya, tapi tak sedikit mantan yang ingin balikan dengan  si ganteng. Kebayang dong gimana rasanya saat kamu menjalin hubungan lalu mantannya dia menghubungi dan ingin balikan?
6.     Playboy. Karena sadar dirinya ganteng dan digilai banyak cewek, maka tak jarang cowok ganteng memiliki pacar lebih dari satu atau memiliki satu pacar namun banyak teman tapi sayang.
7.     Siapin hati kalau sedang jalan berdua. Kalau lagi ngedate siap-siap aja, cowok kamu jadi bahan “lirikan” cewek-cewek lain. Ini sering banget aku alamin kalau lagi jalan berdua sama pacar di mall. Kalau aku sih biasanya aku biarin aja pacarku jalan duluan di depanku sambil aku perhatiin cewek-cewek yang liatin dia hehe. Dari situ aku juga bisa lihat respon pacarku seperti apa, apakah balik flirting atau malah mencari aku. Untungnya nih selama ini pacarku langsung menarik tanganku untuk jalan di sampingnya, kalau engga.. mmm awas aja..


Kira-kira begitulah fakta mengenai cowok ganteng. Namanya manusia pasti ada aja kurangnya kan?

Harta. Tak jarang perempuan mengutamakan harta dan kemapanan seorang pria. Ya tak dipungkiri jika harta dan kemampanan juga penting dalam kehidupan berumahtangga, tapi sejauh mana harta menjamin kebahagiaan pernikahan jika suami sibuk mencari uang tapi tidak menyempatkan waktu bersama istri dan anak-anak? Belum lagi laki-laki yang mapan cenderung diidentikan dengan banyak wanita.
Aku sendiri lebih mementingkan laki-laki yang memiliki pekerjaan tetap yang halal untuk menafkahi keluarga, sikap bekerja keras dan memiliki visi misi ke depan sehingga kemapanan dapat dibangun bersama-sama daripada dengan laki-laki yang sudah mapan dan aku hanya menikmati harta yang ia punya tanpa berbuat apa-apa. Alasannya simple saja, karena aku ingin merasakan suka duka membangun keluarga bersama-sama sehingga dapat mempererat ikatan cinta dan komitmen dengan pasangan.


Iman. Siapa sih yang gak ingin punya suami sholeh dan imam yang dapat membimbingmu ke arah yang lebih baik? Semua perempuan pasti mendambakan hal tersebut, termasuk aku. Namun, batasan sholeh seperti apa yang kalian harapan? Apakah kamu ingin laki-laki sholeh yang hafal Al-Qur’an? Sudah haji? Atau yang sama sekali belum pernah pacaran? Atau bagi kalian yang terpenting ia melaksanakan shalat wajib 5x sehari saja sudah cukup? Lalu jika sudah bertemu laki-laki yang sholeh apakah kamu sudah siap untuk mengimbanginya?
Tentunya batasan sholeh setiap orang berbeda dan dipengaruhi oleh diri kita sendiri. Aku sendiri tidak mendambakan laki-laki yang sholeh  banget, seperti anak mesjid yang sama sekali tidak pernah pacaran atau hafal Al-Qur’an karena aku menyadari jika aku belum siap jika harus merubah keseluruhan hidupku, perilaku, dan penampilanku sesuai dengan syariah muslimah sejati untuk mengimbangi pendamping yang sholeh banget. Dan ketidaksiapan ini tentu akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi diriku sendiri dan pasangan sehingga dikhawatirkan akan masalah di masa depan.
 Bagiku yang terpenting laki-laki tersebut menunaikan ibadah wajib seperti sholat 5x sehari (laki-laki yang suka sholat di mesjid menjadi nilai plus untuk aku), laki-laki yang menunaikan sholat dhuha dan tahajud sebagai pelengkap shalat wajib, belajar untuk menjalankan puasa sunah untuk menambah berkah dalam hidupnya, menyadari serta melakukan sedekah untuk menyelamatkan hidupnya dan membantu tercapai cita-citanya, serta dapat membaca Al-Qur’an dengan lancar, minimal pernah khatam Al-Qur’an sekali dalam hidupnya (lebih bagus jika ia rutin khatam Al-Qur’an setahun sekali), dan miliki perilaku yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam.
Mengapa harus begitu? Tentu itu bukan keharusan tapi itu adalah harapanku kepada calon imamku nanti. Hal ini berdasar pada harapan dan tujuan pernikahan yang aku harapkan. Aku berharap nanti akan memiliki keluarga yang memiliki dasar agama yang baik dan yang dapat membawa kami kepada cinta ilahi.
Aku sendiri menyadari jika aku bukan perempuan yang sangat sholehah, yang selalu memakai jilbab menjuntai hingga dada, yang selalu menjaga wudhu nya dari laki-laki, dan aku pun bukan perempuan penghafal Al-Qur’an dan rutin menjalankan shalat shunah dan puasa shunah. Namun, aku adalah perempuan modern yang penuh kekurangan tapi memiliki keinginan untuk belajar dan menjadi lebih baik dengan mulai melakukan ibadah-ibadah shunah secara perlahan. Dan aku membutuhkan laki-laki yang dapat mengingatkan aku untuk menjaga niat baik tersebut dan merealisasikannya secara bersama-sama. Dan Insha Allah, perlahan tapi pasti aku dapat menyempurnakan imanku bersama suamiku nanti. Aamin.

*BTW papahku pernah bilang, “Kalau nanti kamu dapat calon nonmuslim, tapi dia ingin memeluk agama Islam dan mendalaminya, papah gak masalah”. So, yang terpenting adalah kita harus lihat kemauan dan keseriusannya. Aku yakin Allah akan mempermudah jika kita memiliki niat baik.

“Barang siapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu” (28 : 84)

Masa lalu. Tak sedikit orang yang meribetkan pasangannya dengan melihat masa lalu seseorang. Dan (lagi-lagi) aku katakan jika batasan penerimaan masa lalu seseorang itu berbeda. Ada beberapa pria dan wanita yang menginginkan pasangannya yang masih perjaka/perawan namun ada juga yang tidak mempermasalahkan masalah itu, ada yang tidak bisa menerima laki-laki/perempuan yang player karena khawatir perilaku tersebut tidak dapat disembuhkan, dan ada juga yang mempermasalahkan status duda/janda pasangannya namun ada yang tidak mempermasalahkannya dan lain sebagainya.
 Aku sendiri merasa perlu mengetahui masa lalu pasanganku namun menurutku masa lalu tidak begitu penting. Yang terpenting adalah KEMAUAN ia untuk berubah dan memperbaiki hidupnya. Aku yakin setiap manusia pernah memiliki kesalahan dan keburukan dalam hidupnya, begitu juga dengan diri aku sendiri.
Aku percaya, manusia itu selalu berubah. Dan hanya manusia BODOH yang tidak mau berubah. Aku percaya, orang baik dapat berubah menjadi jahat hanya dengan beberapa detik saja. Begitu juga sebaliknya. Lagipula siapa yang dapat menjamin jika orang baik tidak akan pernah menyakitimu? Bisa jadi malah orang yang dulunya jahat kepada orang lain tetapi ia adalah orang yang paling menyayangimu saat ini? Who knows?
Dan yang perlu sama-sama kita sadari jika perilaku orang dipengaruhi oleh sikap kita kepada orang tersebut. Jika kita tegas, dapat dipercaya, berbuat baik, menunjukkan martabat kita maka orang pun akan respect. Percaya deh! Kalau dia gak respect ya tinggalin aja sebelum kamu memutuskan menikah dengannya, itu tandanya ia belum mau berubah. Gampang kan? Jangan bilang karena cinta kamu rela dipermainkan, ok?

Pola pikir dan kepribadian. Dari segala yang disebutkan diatas, bagi aku ini yang paling penting (bagi aku loh!). Laki-laki yang cerdas dan memiliki wawasan luas serta pola pikir modern dan diimbangi kepribadian menarik itu selalu sukses menyita perhatianku. Laki-laki yang pintar belum tentu memiliki pola pikir modern dan kepribadian yang menarik. Karena itu menurutku, kecerdasan dan kepribadian harus seimbang. Coba bayangkan kalau kamu punya pasangan yang pinter banget tapi kepribadiannya kaku dan memiliki pola pikir konservatif. Tentu sangat membosankan. Atau sebaliknya, kamu memiliki pasangan yang gaul banget tapi saat diajak ngobrol kok gak nyambung? Well, aku pernah merasakan di dua kondisi seperti itu dan untungnya aku belum jadian dengan mereka. *Peace*
Aku sendiri mencari laki-laki yang memiliki passion dalam hidupnya dan berusaha untuk mewujudkan keinginannya tersebut. Bukan hanya bicara, tapi ACTION! Dan tentu saja, aku akan mendukungnya jika bertujuan untuk kebaikan bersama dan sesuai dengan syariah Islam.
Selain itu, aku pun menginginkan laki-laki yang memberikan kepercayaan kepadaku untuk mengembangkan ketrampilanku. Tentu saja kepercayaan yang ia berikan akan aku jaga dan aku sesuaikan dengan tugasku nanti sebagai istri. Aamin.

Btw bicara soal kepribadian, setiap orang pasti ingin memiliki pasangan yang baik. Tapi serius deh, baik saja tidak cukup. Pasangan harus dapat melengkapi kekurangan yang ada dalam diriku. Contohnya begini, aku pernah pacar yang baik banget dan nurut sekali tapi laki-laki yang terlalu nurut malah tidak baik untuk kemajuan diriku karena ia akan menuruti segala yang aku mau dan itu akan membentuk mental “manja” pada diriku. Selain itu, laki-laki yang tidak tegas secara tidak langsung akan membuat aku mendominasi hubungan dan aku tidak mau itu terjadi. Bagiku laki-laki adalah imam, pemimpin keluarga. Aku merasa butuh laki-laki yang tegas namun di sisi lain memiliki kesabaran untuk melengkapi diriku yang sensitif, ribet dan terkadang kekanakan.

So, sebelum kita menentukan ingin pasangan yang seperti apa, aku rasa kita perlu mengenali diri sendiri lebih dalam lagi sehingga nanti kita benar-benar mendapatkan pasangan yang dapat saling melengkapi kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Mm.. sepertinya setelah menulis ini, aku sudah tahu kriteria pria idaman yang aku butuhkan. Sekarang giliran kamu menentukan kriteria pasangan idaman kalian J

Sabtu, 14 Januari 2012

Berhati-hati..

Memuja hatimu. Menggebu-gebu.
Meletup. Meredah sesaat. Meletup lagi.
Muntah.
Merebahkan hati. 
Bersadar pada tiang kekuataan cinta yang hakiki.
Menyerahkan jiwa untuk kamu sentuh raganya.
Mendambamu hingga gila.

Namun nyatanya cintaku dapat membuatmu besar kepala
Melambung ke angkasa. Menjadi semesta yang dipuja
Hingga kamu lupa untuk membalasnya.
Mungkin memang benar adanya, jika aku perlu belajar.
 Mencintaimu dengan sederhana.


Berhati-hati..


Memuja hatimu. Menggebu-gebu
Meletup. Meredah sesaat. Meletup lagi.
Muntah.
Merebahkan hati. Bersadar pada tiang kekuataan cinta.
Menyerahkan jiwa untuk kamu sentuh raganya.
Namun nyatanya cintaku dapat membuatmu besar kepala
Melambung ke angkasa. Menjadi semesta yang dipuja
Hingga kamu lupa untuk membalasnya.
Mungkin memang benar adanya, jika aku perlu belajar.
 Mencintaimu dengan sederhana.