Mengenai Saya

Foto saya
an independent soul with hypnotic aura

Kamis, 03 Maret 2011

Satu Cinta Sepasang Malaikat

03 November 1987

     Perlahan aku membuka mata. Mmmm… terasa berat dan perih mata ini. Hey..Hey.. mengapa semuanya nampak gelap? Aku tidak dapat melihat! Apakah aku buta? Aku pun mencoba memejamkan mataku beberapa saat. Lalu aku coba membukanya kembali. Gelap.
    Hey.. dimanakah aku sekarang?  Aaah…oouch… mengapa aku tidak dapat bergerak dengan bebas seperti dulu? Aku coba menendang dengan kedua kaki mungilku namun aku tak bisa. Oh tidak.. kedua tanganku pun tidak dapat aku gerakkan. Ada sesuatu yang membungkus tubuh ini.... Aku tak berdaya.  
     Hey…Hey… tunggu sebentar!! Sepertinya aku dapat melihat sesuatu, tersamar. Seperti bayangan. Aku menutup mataku kembali, lalu aku membukanya. Nampak samar. Aku coba menutup mata kembali, lebih lama. Lalu aku mulai membuka mataku dengan perlahan dan hati-hati.
     Aku mulai sedikit melihat dengan lebih jelas, ternyata aku tidak buta. Aku pun melihat sesosok.... ohh.. tidak… hey… apakah aku disurga? Aku melihat sesosok malaikat yang berwajah cantik, berhidung mancung dan berbibir tipis. Seluruh tubuhnya dibungkus dengan kain putih yang aku tidak mengerti. Aku tidak mengenalnya. Mataku tersayup sambil memandang sosok yang ku lihat disudut ruangan ini. Sosok itu sedang duduk di bawah beralas kain sambil menadahkan tangannya ke atas. Malaikat itu terlihat meneteskan airmatanya. Entahlah apa yang ia lakukan.. aku tidak mengerti.
     Oh… ohh… tidak… ternyata ia tidak sendiri. Ada sesosok malaikat lain disampingku. Namun sosoknya agak berbeda, ia bertubuh tegap dan tangannya besar. Wajahnya tidak cantik, mm.. mungkin tampan adalah kata yang tepat untuk menggambarkan wajahnya. Ia sedang membaca sebuah buku besar dengan nada yang ohh… sangat menenangkan hatiku. Aku hanyut dalam lantunan nada-nada itu.. dan mataku pun terpejam.

 
                                                              
     ------------------------********------------------------


     Tuhan, ada apa ini???? Mengapa sekarang semuanya sangat berbeda?? Mengapa dua sosok yang aku sebut malaikat ini sangat menggangguku? Mengapa ia selalu mengawasi gerak gerikku? Mengapa mereka sungguh terlalu perduli dengan kehidupanku?
Mengapa mereka memberikan aku berbagai batasan dan larangan yang arrrgggh… sungguh menyiksaku!
Oooh Tuhan, sungguh aku terganggu dengan sikap mereka yang tidak dapat mengerti aku?
     Aku ingin bebas… aku ingin menentukan langkahku sendiri. Aku ingin mencoba banyak hal, seperti teman-temanku yang dapat bebas pergi kemana saja tanpa ada batasan waktu dan aturan.
 Aku ingin pergi saja dari mereka…


                              -------------------------------------------------------


     Lantunan ayat-ayat Al-Qur’an itu masih terdengar di telingaku, walau aku tahu tidak semerdu saat pertama kali aku dengar dulu. Terselip suara batuk disana. Wajahnya pun tidak setampan dulu, kulit wajahnya nampak kendur dan mulai berkeriput. Tubuh yang tegap itu pun mulai terlihat loyo dan rambutnya memutih.
     Pandanganku beralih pada sosok lain disana. Aku menatap mata itu.. ya.. mata yang kerap kali meneteskan airmata karena kelakuan dan ucapanku yang menyinggung perasaannya. Mata yang telah menjatuhkan berjuta-juta air mata saat ia berdoa untuk keselamatanku. Ya.. mata itu. Mata yang aku lihat dua puluh tahun yang lalu.
     Beruntungnya aku, saat ini aku masih dapat melihatnya. Wajahnya memang tidak secantik dulu, terdapat beberapa kerutan di wajahnya. Perlahan usia memakan kecantikannya, namun pancaran sinar keindahan dalam dirinya tetap sama.
     Tubuhnya yang mulai ringkih masih tetap setia bersujud padaMu. Ia pun tak lelah mengadahkan kedua tangannya dan bibirnya tak pernah lelah mengucapkan doa. Bahkan, tanpa mendengar ucapannya, aku tahu jika ia berdoa untukku. Ya.. doa itu yang menjagaku dari mara bahaya dan doa itu pula yang mengantarkan kesuksesanku hingga saat ini.    
     Tuhan, terima kasih karena Engkau telah mengirimkan dua malaikat ini untukku. Sekarang aku menyadari jika semua yang mereka lakukan hanya untuk kebaikanku. Mereka sangat mengenalku bahkan sebelum aku lahir ke bumi. Mereka menjagaku sejak aku berbentuk segumpal daging hingga aku tumbuh besar. Mereka memberiku berbagai larangan agar aku terlindung dari kejahatan.

     Ohh Tuhan…… ternyata selama ini aku keliru.
     Mereka bukanlah malaikat!!!!!

     Mereka hanyalah manusia, sama sepertiku. Namun mengapa mereka berbeda dengan manusia lain? Manusia memiliki kesabaran yang terbatas namun mereka berusaha sabar untuk menghadapiku. Manusia merasakan letih namun mereka tidak berhenti mencari uang untuk memenuhi kebutuhanku. Manusia memiliki amarah namun mereka tidak pernah membenciku.
     Tuhan, aku tahu mereka tidak pernah menghitung segala pengorbanannya untukku. Mereka pun tidak mengharapkan balasan apapun dariku. Namun, aku tahu mereka tidak dapat selamanya menjagaku. Manusia memiliki usia yang terbatas, begitu juga denganku. Tuhan, aku mohon padaMu. Berikan kesempatan agar aku dapat membahagiakan mereka sebelum terlambat.

I love you, mah.. pah..

Sepasang malaikat untukku

1 komentar: