Kepada: Jodohku di Masa Depan
Rancangan baju pengantin telah dipersiapkan, aku memilih kebaya berwarna putih dan silver untuk akad nikah kita. Aku pun memakai kerudung putih dengan hiasan permata dan bunga melati sebagai tanda kesucian dan kesakralan pernikahan. Dapatkah kamu membayangkan aku?
Dapatkah kamu membayangkan tatapan mata kesungguhan dengan hiasan mata menawan dimataku?
Dapatkah kamu membayangkan pipi merah merona ini?
Dapatkah kamu bayangkan senyum manis dibibir tipisku yang dipulas lipstik berwarna merah?
Ya.. pasti kamu bisa membayangkan aku bahkan aku pun dapat mendengar suara hatimu yang berkata “Cantiknya..istriku!” ahh.. sudahlah aku malu.
Dear jodohku, kamu nampak gagah sekali dengan baju pengantin dan peci putih itu. Hatiku berdebar sangat kencang saat melihatmu, tangan ini gemetar hingga kaki pun berat untuk melangkah ke kursi akad nikah kita. Ribuan pasang mata melihat ke arahku. Puluhan lensa kamera mengarah ke diriku yang tampak tersipu malu. Oh Tuhan.. ini kah yang namanya pernikahan? Sungguh sangat menegangkan bahkan lebih menegangkan daripada sidang thesis yang akan kulalui.
Dear jodohku, jangan menunduk. Aku tidak dapat melihat wajah tampanmu. Oh sayang.. aku tahu kamu pasti tak kalah gugup denganku. Aku dapat lihat keringat yang membanjiri dahimu, kedua alis yang berkerut, dan bibirmu yang bergetar. Aku dapat memahami ekspresi wajah itu. Ekspresi wajah yang persis sama saat kamu menyatakan cinta padaku satu tahun yang lalu. Bahkan aku pun dapat mendengar suara detak jantungmu yang seirama dengan detak jantungku. Cepat. Sangat cepat. Tenanglah sayang… ada aku disini. Coba angkat dagumu ke atas, perlahan dan ya..ya.. seperti itu. Tataplah mata ayahku, tarik napas dalam-dalam lalu ucapkan ijab qabul dengan lantang.
Alhamdulillah…. Sah… ucap orang-orang di sana yang menjadi saksi cinta kita. Yeay…. Aku telah menjadi milikmu sayang. Istimu. Seseorang yang telah kamu nanti sejak dulu. Seseorang yang akan menemanimu setiap waktu. Seseorang yang akan kamu lihat pertama kali saat kamu membuka mata di pagi hari dan orang terakhir yang kamu lihat sebelum kamu tertidur (aku harap kamu tidak akan pernah bosan denganku).
Aku. Seseorang yang akan selalu ada di saat kamu membutuhkan sentuhan dan kehangatan dari seorang wanita. Seseorang yang akan memberikanmu kelembutan dan perhatian. Seseorang yang dapat dijadikan teman untuk berbagi suka dan duka. Seseorang yang akan mendukungmu di saat kamu terjatuh. Seseorang yang dapat dijadikan teman untuk berdiskusi dan mengambil keputusan. Seseorang yang akan memberikanmu sepasang anak laki-laki dan perempuan. Seseorang yang terakhir dan satu-satunya permpuan yang kamu cintai selama hidupmu. Insha Allah.
Dear jodohku, jagalah aku. Cintai aku sebagaimana rasa cintaku yang begitu besar untukmu. Tetaplah berada di sampingku saat aku membutuhkanmu. Rawatlah diriku dengan kasih sayang agar cahaya kecantikan tetap bersinar dari hatiku. Dengarlah setiap perkataanku di saat aku mengutarakan perasaanku. Peluklah aku di saat aku marah padamu. Sabarkanlah hatimu jika bibirku tidak berhenti bicara saat kamu menyinggung perasaanku. Tolong hapus airmata yang keluar dari mata indah ini. Tolong redakan amarah dan tangisanku saat aku merasa kecewa. Tolong kuatkan saat aku merasa lelah menjaga anak-anak kita.
Dear jodohku, pernikahan bukanlah sesuatu yang mudah namun bukan juga sesuatu yang tidak dapat dikendalikan. Aku yakin, denganmu.. kita dapat melewati kerikil kecil bahkan badai besar yang mungkin nanti akan menghantam rumah tangga kita. Aku yakin, kamu adalah sumber kekuatanku. Begitu juga dengan aku yang akan menjadi sumber kekuatanmu.
Dear jodohku, banyak orang berkata jika pernikahan tidak seindah saat masa pacaran. Namun aku yakin, kamu akan membuat hidupku jauh lebih baik. Aku yakin kamu akan membiarkan keceriaan ini selalu ada di wajahku. Aku yakin kamu akan membuat senyum di bibirku akan selalu ada. Aku yakin kamu tidak akan membiarkan airmata ini jatuh. Aku yakin kamu akan mencurahkan kasih sayangmu kepadaku dan anak-anak kita walaupun kesibukan akan menyita waktumu. Aku yakin hasratmu padaku tidak berkurang walau kecantikanku akan dimakan waktu. Aku yakin kamu akan menjaga kesetiaan cinta kita selamanya walau kesuksesan ada di genggamanmu. Aku yakin kamu akan selalu berada di sisiku. Tanpa keraguan.
Dear jodohku, ingatlah tanggungjawabmu kepada orangtuaku untuk selalu menjagaku. Ingatlah janji pernikahan yang kamu ucapkan saat pernikahan kita nanti. Ingatlah selalu masa-masa indah saat kamu mulai mendekatiku. Ingatlah saat suka dan duka yang telah kita lewati. Ingatlah selalu aku, di hatimu.
Dear jodohku, percayalah jika hanya engkau pria terakhir yang aku cintai. Aku serahkan semuanya untuk berbakti kepadamu. Maka, jadilah laki-laki terbaik di dalam hidupku. Jadilah suami yang baik bagiku. Jadilah ayah yang bijaksana bagi anak-anak kita nanti. Jadilah suami teladan bagi suami-suami yang lain. Jadilah dirimu sendiri, sayang. Aku mohon jangan pernah berubah. Selamanya.
Cepatlah datang...
Aku tidak sabar menggunggumu...menjemputku.
With love,
Nicky Maulani
wew....
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDari: Lelaki di masa depan
BalasHapusAssalamualaikum wr wb
Suratmu telah keuterima
Aku tak akan memperindah kata-kata
karena aku hanya ingin menyatakan cinta
cintaku yang pertama
cintaku yang utama
cintaku yang terakhir
cintaku yang tak berakhir
cintaku yang cinta
cintaku yang tercinta
cintaku yang membakar rasa benci
cintaku yang melumatkan dendam dan dengki
cintaku yang senaung langit seteduh bumi
cintaku yang InsyaAllah abadi
*Perkenankanlah Aku Mencintaimu
perkenankanlah aku mencintaimu seperti ini
tanpa kekecewaan yang berarti
meski tanpa kepastian yang pasti
harapan-harapan yang setiap kali dikecewakan kenyataan
biarlah dibayar oleh harapan-harapan baru yang menjanjikan
perkenankanlah aku mencintaimu semampuku
menyebut-nyebut namamu
dalam kesendirian pun lumayan
berdiri di depan pintumu tanpa harapan
kau membukakannya pun terasa nyaman
sekali-kali membayangkan kau memperhatikanku pun cukup memuaskan
perkenankanlah aku mencintaimu sebisaku
*gus mus 2000
Ya Tuhan,
Kau kabulkan permohonanku karena kemurahanMu
atau Kau tolak permohonanku karena ketidakpantasanku
walau begitu
aku tetap bersimpuh
didepan pintuMu