Mengenai Saya

Foto saya
an independent soul with hypnotic aura

Sabtu, 30 Juli 2011

Kamar Hati

Mira.. demikian aku menyebutnya.
Sebuah boneka beruang besar berwarna putih tulang yang memakai pita pink.
Persis seperti sang empunya.
Genit.


Miraku peluk.
Hangat.
Namun pandanganku tak lepas pada lukisan itu
Lagi.. aku mengunyah kenangan.
Kenyang.


Mata ini sayup-sayup. Ia berbisik.. katanya lelah memompa air mata.
Kantung mata terlihat berat membawa beban kesedihan yang tak pernah sirna.
Tubuhku pun semakin tipis karna kenyang mengulang kenangan.
Sampah masa lalu.


Mira.. kupeluk lagi tubuhnya.
Aku cari kehangatan tubuhmu disana.
Lagi… aku mengunyah kenangan.


Kali ini pandanganku tertuju pada satu kertas putih.
Ku goreskan sisa-sisa cinta pada kertas ini..


Hati.
Satu tempat yang sudah lama tak ku tengok.
Aku coba melihatnya.
Ke dalam dan lebih dalam lagi.


Banyak ruang disana.
Masing-masing ruang memiliki satu penghuni.
Ada ibu.. ayah.. adik kecilku..
Ada sahabat-sahabat lama…
Ada pula… teman tapi mesra.. ahh sudahlah.. aku malu menyebutkannya..



Tapi… tunggu…
Ada satu ruangan yang paling besar dan berbeda dengan ruang yang lain..
Jantungku berdekup sangat kencang seperti alarm yang tak berhenti berdering
Makin lama makin kencang.
Darah mengalir deras ke seluruh tubuh seolah berlomba dengan keringat yang membasahi tubuh ini.
Panas.


Aku memasuki ruang itu perlahan.
Mengendap-endap seperti tikus yang hendak mencuri keju di siang hari.


Ruang itu terlihat berantakan.
Napasku sesak tak karuan seperti tertindih makhluk raksasa yang bernama gondoruwo.
Batinku meringis, tergerus luka dan cinta yang datang berbarengan
Diruang ini aku melihat kejadian demi kejadian


Ada aku dan kamu
Ada cinta dan benci
Ada pertengkaran dan airmata
Ada mira disana..  Kamu menitipkan mira untuk selalu aku jaga.



Butir-butir airmata pun menetas 
Seperti ribuan anak ayam yang berhamburan keluar dari peternakan
Tak terbendung
Mataku tertuju pada satu peristiwa
Pertemuan terakhir kita
Aku lihat tubuhmu kaku didalam peti itu..
Sepuluh tahun lalu..



Namun , bayanganmu masih disini..
Diruang ini dan tak kan terganti




Mamiii…. Kita jadi pergi ke taman safari kan? Mam.. mami kok sedih?” suara Mira memecah keheningan. Mira, anakku satu-satunya.
Aku tersenyum
Ku raih tangannya yang mungil
Lalu kami berjalan beriringan menemui papi nya yang telah menunggu di teras rumah.






Untukmu dan cinta pertama yang tak bisa bersatu.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar